Sabtu, 11 April 2015

Al-Umanaa : Sekolah = Belajar Hidup

Pendidikan, dalam bahasa Arab adalah Tarbiyah, akar katanya berasal dari kata Rabb yang mengandung berbagai macam makna, yaitu di antaranya mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara.

Kilasan pemaknaan pendidikan ini mengawali kekaguman saya terhadap sekolah yang satu ini. Al-Umanaa. Dengan pemaknaan tersebut, sekolah ini memiliki prinsip 
Sekolah adalah belajar hidup, tamat sekolah harus dapat hidup, bukan baru mulai belajar hidup.
Ya, dari sekolah, seseorang harus siap menghidupi dirinya sendiri dan mampu mengelola alam sebagai salah satu unsur penting dalam memenuhi penghidupan itu. 

***

Perjalanan saya dan tim FOODLAP ; Anka, Ridho, Rizan, dan Eva dimulai dari keberangkatan pukul 4.30 pagi untuk menghindari kemacetan arus Bandung-Sukabumi. Sejak tahun 2014, Al-Umanaa berdiri di atas lahan seluas 8 hektar di tanah Kabupaten Sukabumi. Pukul 9.00 kami tiba di kawasan Al-Umanaa yang sejuk dan asri. Kami disambut hangat oleh pengurus Al-Umanaa, yang salah satunya adalah kawan kami, Mahdi. Ditemani secangkir teh manis hangat, perkenalan tentang sekolah ini diawali. 

Selamat datang di Al-Umanaa!
Gedung sekretariat merangkap gedung serbaguna
Pada saat kami berkunjung ke sana sedang berlangsung pekan bahasa Arab. Berbekal kemampuan bahasa Arab kami yang masih level awal, kami hanya mampu memahami sepotong demi sepotong percakapan antar penghuni Al-Umanaa dan mengucapkan syukron (terima kasih) ketika diberikan sesuatu. Hehehe. Dari pengamatan saya, seluruh murid dan pengajar mampu berkomunikasi fasih dengan bahasa arab. Ternyata sistem pekan bahasa ini diberlakukan pula untuk dua bahasa resmi lainnya, yaitu bahasa jepang dan bahasa inggris. Kemampuan bahasa ini diasah dalam aspek dasar membaca, menulis, dan berbicara.

Kemampuan berbahasa hanyalah satu dari sekian banyak materi yang ditanamkan di Al-Umanaa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan perkembangan dunia saat ini. Al-Umanaa percaya bahwa pengembangan SDM adalah kunci keberhasilan suatu bangsa untuk meningkatkan seluruh aspek lainnya. Selain menanamkan teori-teori seperti di kebanyakan sekolah lainnya, sekolah ini memberikan praktek nyata di lapangan. Kemampuan dasar lainnya adalah kemampuan dalam pengembangan pertanian dan peternakan yang menyokong kebutuhan primer manusia yaitu pangan. Kunci keamanan suatu negara tanpa pengaruh kondisi ekonomi di luar adalah kesiapan bahan baku pangannya. 

Dari keterampilan pertanian dan peternakan itu pula dikembangkan kemampuan berwirausaha. Pendidikan untuk menghidupi diri secara mandiri benar-benar lengkap diberikan di sekolah ini! Rupanya praktek pertanian organik dan peternakan ini juga memiliki pesan penting dalam memilih asupan makanan sehari-hari. Asupan makanan alami dan bergizi sudah menjadi pilihan utama seluruh murid dan pengajar Al-Umanaa. Di kala kondisi bahan makanan kita yang penuh dengan pengawet dan bahan penyedap, mereka mampu memilih dan mengelola makanan sehatnya sendiri!


salah satu sudut Integrated farming
Sudut Al-Umanaa
Salah satu prinsip pendidikan yang paling saya kagumi di sini adalah keteladanan. Bagi seluruh pengajar Al-Umanaa, hal ini sudah menjadi prinsip. Ketika mengatakan sesuatu, maka diri sendiri harus melaksanakannya. Begitu pula halnya di murid-murid. Bagi siapa saja yang maju sebagai pemimpin, maka ia harus mampu memberikan teladan, baik secara ilmu, perbuatan, hingga stamina fisik. Maka jangan heran kalau ketua murid (sejenis OSIS) di sini adalah sosok yang pintar, berakhlak, sehat, dan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan lapangan seperti mencangkul dan beternak!

Konsep-konsep pendidikan ini rasanya kurang afdol kalau dibuktikan sendiri. Dari pengalaman kami menginap satu malam, kami berhasil mendapatkan bukti-bukti nyata hasil pendidikan Al-Umanaa. Mulai dari interaksi dengan pengajar, beberapa murid yang sangat santun, hingga orang tua murid, kami mendapatkan bukti yang sangat nyata bahwa konsep pendidikan Al-Umanaa memang keren sekali! Hal ini pun diamini oleh seluruh orang tua yang sempat kami temui. Mereka mengaku takjub dengan perubahan positif anak-anaknya setelah melalui beberapa waktu di Al-Umanaa. 

Puncaknya adalah saat kami mendapatkan kesempatan untuk melihat penampilan beberapa murid di kelas yang menunjukkan kepiawaiannya dalam berpuisi, bercerita, pidato, bermain drama, alat musik, dan lain-lain. Sebagian besar masih duduk di bangku 1 SMP, di mana di saat itu juga kami benar-benar dibuat kagum sekaligus malu dengan kemampuan kawan-kawan Al-Umanaa yang jauh di atas kami pada usia itu. Dalam benak saya, saya yakin sekali kalau mereka adalah bibit-bibit unggul yang siap berada di garda depan pembangunan Indonesia, sekalipun kita akan melalui persaingan yang sangat ketat dengan bangsa lain.

Salah satu penampilan murid-murid Al-Umanaa
Bukti nyata lainnya adalah hasil karya murid dalam pembentukan konsep integrated farming. Mulai dari pengolahan sampah dapur dengan black soldier flies, peternakan lele, ayam, kambing, soang, kebun sayur dan buah, serta uji coba peternakan lebah. Setiap bentuk pengembangan di area ini diprakarsai oleh murid-murid sendiri, yang tergabung dalam kelompok penelitian dan pengembangan. 

Keaktifan murid-murid dalam praktik di lapangan dan keinginannya yang sangat kuat untuk belajar juga ditunjukkan pada saat kami sempat mendapat kesempatan untuk berbagi mengenai black soldier flies di kelas setelah usai shalat subuh. Di momen itu, seluruh murid mendengarkan setiap ada yang berbicara dengan sangat baik, sebuah hal yang sangat jarang saya temui saat ini, baik oleh orang dewasa sekalipun. Selain itu muncul pula beberapa pertanyaan jenius hasil praktik mereka di lapangan yang membuat diskusi menjadi semakin hangat. 


Diskusi penerapan black soldier flies yang difasilitasi Rizan
Foto bersama setelah diskusi
Sayangnya waktu kami di sana hanya semalam saja. Setelah sarapan dan menikmati air kelapa muda dari pohon sendiri, kami sempat berbincang kembali dan mendapat suntikan-suntikan semangat. Optimisme kami semakin tersulut. Perjalanan pulang yang memakan hingga 6 jam pun tidak terasa karena rasa puas dan energi hati yang kembali terisi penuh!

Ini adalah bukti penerapan pendidikan yang sebenar-benarnya untuk menyiapkan SDM Indonesia menembus tantangan-tantangan di masa depan!