Inspirasi ini datangnya pas sekali. Kemarin malam saya dan Mbak Danti membahas tentang "Seni Memilih dan Memilah" kegiatan. Saya juga punya banyak mau. Dan terkadang saking banyaknya, saya tidak bisa mencapainya dengan maksimal. Sering sekali ada pertanyaan di otak saya : "Mau yang mana, Ran?" dan hingga saat ini rasanya masih sulit memilih dan memilahnya.
Sampai di kosan dan membuka laptop, eh ada sebuah link yang dikirimkan Mbak Danti ke profile fb saya. Judulnya "Pandangan Anies Baswedan Terhadap Mahasiswa Indonesia" (cek link nya ya :))
Setelah membaca ini, saya seperti mendapat energi baru! Selain sedikit tamparan karena membaca artikel ini membuat saya menjadi berkaca lagi. Berikut ini adalah cuplikan yang saya ambil dari artikelnya :
Penanya : "Lalu dengan begitu pentingnya aktif berorganisasi itu maka apakah ada porsi yang pas antara belajar dengan berorganisasi, 50-50 kah porsinya? Atau kita harus tetap mendahulukan kuliah dulu?"
Pak Anies : Anda sebagai mahasiswa apa sih kewajiban mahasiswa ini? Kuliah, bukan? Itu bukan dinomorsatukan atau tidak, itu sesuatu yang harus dikerjakan jadi jangan katakan itu terpisahkan . Itu sudah hal yang harus dikerjakan. Jadi, Demikian juga dengan aktivisme, proporsinya akan tergantung penyesuaian pada suasanannya.
Seperti Anda tanyakan seperti saya : ”Mas anis, ingin menjadi suami atau ingin menjadi bapak?”
Gimana dong? Itu tidak bisa terpisahkan, dalam diri saya ini banyak menempel beberapa tugas, Anies sebagai anak, ayah, rektor, pengurus Fullbright dan Anies sebagai penggagas gerakan Indonesia Mengajar. Saya tidak bisa kemudian mengatakan “Mau yang mana? ” Semuanya harus dijalankan. Ada waktunya pada saat saya disini mengerjakan A B C D, itu yang saya harus bereskan dengan baik, saat saya di Jakarta dengan keluarga itu yang harus saya lunasi dengan baik. Jadi kebiasaan untuk memiliki multiple role tidak bisa dimulai saat Anda sudah lulus nanti tapi biasakan sekarang. Saat Anda tidak terbiasa dengan multiple role Anda akan selalu berpikirnya ini atau ini, ini atau ini, Anda harus bisa mengerjakan semuanya.
Anda pernah melihat pemain juggler? Bisa tidak seorang juggler itu berkonsentrasi hanya satu bola saja? Ada masanya Anda mainkan satu bola terus kan? Ada masanya semuanya harus dikerjakan ada yang bisa 3 bola, 5 bola atau 10 bola. The more you practice managing multiple role the more experience you have dan Anda bisa mengerjakan itu tanpa harus melihat lagi
Kepemimpinan itu Anda menjadi pemimpin atau tidak bukan semata-mata Anda diberikan kesempatan atau tidak, tapi Anda membangun pengaruh atau tidak. Saya katakan bahwa you are a leader only if you have follower, if you have no follower , you are not a leader. Jika apa yang Anda pikirkan, ungkapkan dan Anda cita-citakan memiliki follower makan Anda adalah leader. Nah, sekarang kalau kita belum melihat pemimpin muda ,saya tanya pemimpin muda yang diikuti anak muda ada tidak? Mereka yang diikuti anak muda bukan mereka yang muda yang memiliki posisi.
Pemimpin muda adalah pemimpin yang diikuti sebayannya. Anda pemimpin mahasiswa maka pertanyaannya Anda diakui tidak oleh sebaya Anda? Jika iya, yes, you are a leader. Anda mengatakan saya pemimpin muda apakah saya diakui oleh sebaya saya atau lebih muda dari saya, jika iya, saya seorang leader.Jadi bukan Anda punya posisi apa? What’s u make a leader is not position u got but your influence.
ih, yang kamu cuplik ini sama dengan apa yang aku 'bold' waktu aku baca tulisan ini :) saling menyemangati dan berbagi ya, dek :D *pelukeraat*
BalasHapussatu yang masih belum terjawab.. "nurun dari siapa, ya?" hehehe
peluksayang
mbakDan