Bandung, 14 Desember 2011 pukul 13.30
Siang ini setelah mengerjakan soal ujian dan menyelesaikan beberapa urusan saya, tadinya saya mau langsung kembali ke kosan. Di tengah jalan saya bertemu teman saya dan dia bilang sedang ada demo di depan gerbang kampus dan katanya mengajak mahasiswa ITB untuk keluar. Detailnya tidak sempat diceritakan.
Saya sempatkan menengok sebentar ke depan, dan benar saja. Keadaan di luar sangat ricuh. Berbagai mahasiswa dari kampus-kampus di Bandung melakukan aksi. Semua mengenakan jaket almamater kampus masing-masing. Saya berhenti di pos satpam, tidak terlalu dekat tetapi saya bisa lihat jelas. Tepat ketika saya sampai beberapa mahasiswa ini membagikan selebaran kuning. Judulnya suara mahasiswa. Dan saya baru agak mengerti. Judul selebaran bolak-balik ini adalah SUARA MAHASISWA. Halaman satu judulnya "MAHASISWA TERBAKAR dan TERBAKARNYA MAHASISWA" dan halaman 2 adalah "BANGKIT DAN BERILAH PERINGATAN". (maaf kalau terkesan tidak santai pakai capslock, tapi memang tercetak demikian. hehe) Ya melihat judulnya pasti teman-teman sudah bisa bayangkan apa isinya. Mengingatkan lagi pada peristiwa mahasiswa yang bakar diri.
Mereka riuh. Ada juga yang menampilkan teatrikal (saya asumsikan mungkin karakternya sebagai rakyat Indonesia) yang menggunakan pakaian compang-camping, kotor, dan saling seret satu sama lain. Sempat mereka turunkan Bendera Indonesia di depan gerbang! Ini sempat bikin saya agak panas. Tapi ternyata mereka menurunkan setengah tiang, mungkin maksudnya untuk berkabung. Lalu perwakilan dari mereka bicara dengan toa. Intinya tentang "Ke mana mahasiswa ITB?". Dan alumni-alumni kami pun sempat disinggung. Katanya hanya jadi kaum intelektual yang merusak bangsa. Seruan making kencang dan mungkin berharap ada mahasiswa ITB yang keluar, tetapi belum juga. Lalu mereka pun berlarian masuk dan ditahan oleh satpam-satpam ITB.
Entah apa yang membuat mereka berhenti, lalu mereka mundur dan duduk melingkar di tengah jalan Ganesa (yang membuat lalu lintas terhambat). Presiden KM ITB, Tizar Bijaksana pun angkat bicara. Isinya mengajak untuk berdiskusi, duduk bersama. Saat itu saya agak lega dan mendekat agar lebih terdengar isi orasinya.
Dari tokoh teatrikal rakyat tiba-tiba berteriak sambil masih dalam posisi merayap dan menatap mahasiswa ITB yang ada di situ. Mereka bilang :
BOHONG !
KALIAN SAMPAH PENDIDIKAN !
Itu yang masih saya ingat. Sampah pendidikan?
.....
Tetap berteriak, lalu tiba-tiba menerobos masuk lingkaran dan mengeluarkan semua kalimat pesimis. Lalu orasi dilanjutkan oleh perwakilan universitas lain. Dia singgung tentang kasus Sondang Hutagalung, yang membakar dirinya di depan istana negara. Saya tidak terlalu fokus lagi mendengarkan. Ya, saya dapat poinnya. Lalu setelah cukup lama mendengarkan, saya pun memutuskan pulang. Sampai di kosan, saya mendapat kabar lagi dari teman saya. Katanya masih berlangsung juga dan sikapnya saya nilai sangat tidak beretika. Mereka menyerahkan (maaf) pembalut dan celana dalam, serta meninggalkan kampus ITB sambil mengacungkan jari tengah.
Apakah begini sikap orang yang katanya membela rakyat? Saya ambil positifnya, mungkin untuk introspeksi diri saja. Sebagai mahasiswa mungkin saya memang belum berbuat apa-apa dan seharusnya adalah sebagai agen perubahan. Tapi apakah segala sesuatu harus diselesaikan secara anarkis? Apakah tidak bisa berkumpul, duduk bersama, berdiskusi, dan kita buat saja pergerakan yang nyata? Saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Saya hanya mengeluarkan isi kepala saya setelah melihat kejadian tadi. Saya yakin karakter asli orang Indonesia tidak seperti itu. Budaya kita tidak begitu.
Kembali lagi, yuk ambil positifnya! Ternyata memang realitanya banyak harapan yang digantungkan sebagian besar orang ke mahasiswa. Saya juga bukan apa-apa. Saya belum memberikan apa-apa untuk bangsa ini.
Buka mata sama-sama, berpikir, bergerak. :)
*) Saya hanya menceritakan apa yang saya lihat dan memberikan sedikit saja pandangan saya. Maaf kalau ada pihak yang tersinggung membaca ini. Kalau ada yang salah saya sangat senang kalau ada koreksi :)
Siang ini setelah mengerjakan soal ujian dan menyelesaikan beberapa urusan saya, tadinya saya mau langsung kembali ke kosan. Di tengah jalan saya bertemu teman saya dan dia bilang sedang ada demo di depan gerbang kampus dan katanya mengajak mahasiswa ITB untuk keluar. Detailnya tidak sempat diceritakan.
Saya sempatkan menengok sebentar ke depan, dan benar saja. Keadaan di luar sangat ricuh. Berbagai mahasiswa dari kampus-kampus di Bandung melakukan aksi. Semua mengenakan jaket almamater kampus masing-masing. Saya berhenti di pos satpam, tidak terlalu dekat tetapi saya bisa lihat jelas. Tepat ketika saya sampai beberapa mahasiswa ini membagikan selebaran kuning. Judulnya suara mahasiswa. Dan saya baru agak mengerti. Judul selebaran bolak-balik ini adalah SUARA MAHASISWA. Halaman satu judulnya "MAHASISWA TERBAKAR dan TERBAKARNYA MAHASISWA" dan halaman 2 adalah "BANGKIT DAN BERILAH PERINGATAN". (maaf kalau terkesan tidak santai pakai capslock, tapi memang tercetak demikian. hehe) Ya melihat judulnya pasti teman-teman sudah bisa bayangkan apa isinya. Mengingatkan lagi pada peristiwa mahasiswa yang bakar diri.
Mereka riuh. Ada juga yang menampilkan teatrikal (saya asumsikan mungkin karakternya sebagai rakyat Indonesia) yang menggunakan pakaian compang-camping, kotor, dan saling seret satu sama lain. Sempat mereka turunkan Bendera Indonesia di depan gerbang! Ini sempat bikin saya agak panas. Tapi ternyata mereka menurunkan setengah tiang, mungkin maksudnya untuk berkabung. Lalu perwakilan dari mereka bicara dengan toa. Intinya tentang "Ke mana mahasiswa ITB?". Dan alumni-alumni kami pun sempat disinggung. Katanya hanya jadi kaum intelektual yang merusak bangsa. Seruan making kencang dan mungkin berharap ada mahasiswa ITB yang keluar, tetapi belum juga. Lalu mereka pun berlarian masuk dan ditahan oleh satpam-satpam ITB.
Entah apa yang membuat mereka berhenti, lalu mereka mundur dan duduk melingkar di tengah jalan Ganesa (yang membuat lalu lintas terhambat). Presiden KM ITB, Tizar Bijaksana pun angkat bicara. Isinya mengajak untuk berdiskusi, duduk bersama. Saat itu saya agak lega dan mendekat agar lebih terdengar isi orasinya.
Dari tokoh teatrikal rakyat tiba-tiba berteriak sambil masih dalam posisi merayap dan menatap mahasiswa ITB yang ada di situ. Mereka bilang :
BOHONG !
KALIAN SAMPAH PENDIDIKAN !
Itu yang masih saya ingat. Sampah pendidikan?
.....
Tetap berteriak, lalu tiba-tiba menerobos masuk lingkaran dan mengeluarkan semua kalimat pesimis. Lalu orasi dilanjutkan oleh perwakilan universitas lain. Dia singgung tentang kasus Sondang Hutagalung, yang membakar dirinya di depan istana negara. Saya tidak terlalu fokus lagi mendengarkan. Ya, saya dapat poinnya. Lalu setelah cukup lama mendengarkan, saya pun memutuskan pulang. Sampai di kosan, saya mendapat kabar lagi dari teman saya. Katanya masih berlangsung juga dan sikapnya saya nilai sangat tidak beretika. Mereka menyerahkan (maaf) pembalut dan celana dalam, serta meninggalkan kampus ITB sambil mengacungkan jari tengah.
Apakah begini sikap orang yang katanya membela rakyat? Saya ambil positifnya, mungkin untuk introspeksi diri saja. Sebagai mahasiswa mungkin saya memang belum berbuat apa-apa dan seharusnya adalah sebagai agen perubahan. Tapi apakah segala sesuatu harus diselesaikan secara anarkis? Apakah tidak bisa berkumpul, duduk bersama, berdiskusi, dan kita buat saja pergerakan yang nyata? Saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Saya hanya mengeluarkan isi kepala saya setelah melihat kejadian tadi. Saya yakin karakter asli orang Indonesia tidak seperti itu. Budaya kita tidak begitu.
Kembali lagi, yuk ambil positifnya! Ternyata memang realitanya banyak harapan yang digantungkan sebagian besar orang ke mahasiswa. Saya juga bukan apa-apa. Saya belum memberikan apa-apa untuk bangsa ini.
Buka mata sama-sama, berpikir, bergerak. :)
*) Saya hanya menceritakan apa yang saya lihat dan memberikan sedikit saja pandangan saya. Maaf kalau ada pihak yang tersinggung membaca ini. Kalau ada yang salah saya sangat senang kalau ada koreksi :)
setuju! mungkin kita memang belum memberikan apa-apa untuk Indonesia. tak apa. orang yang bersalah tapi segera menyadari kesalahannya dan bertobat insya Allah LEBIH BAIK daripada orang yang bersih dari kesalahan tapi tidak memberikan solusi kepada orang lain, bahkan malah menghujat bahwa orang lain bersalah...saya yakin teman2 yang berkunjung ke ITB tadi siang adalah orang2 terdidik (mahasiswa semua kan?), tapi kenapa ya caranya tidak seperti orang yang dididik?-->pake pembalut,celana dalam, jari tengah (seandainya ada yang bisa menjelaskan alasannya, saya sangat berterima kasih, ini untuk menghindari adanya su'udzan)...entahlah, menurut saya, pendidikan tidak hanya untuk mendapat pekerjaan, mengabdi pada negara, menambah kepintaran. namun, pada dasarnya pendidikan itu SEHARUSNYA membuat kita DEWASA dan BIJAKSANA dalam menyikapi SEGALA sesuatu...allahua'lam. mohon maaf atas segala kesalahan.
BalasHapuskenapa mesti nunggu itb untuk bergerak?
BalasHapusijin menyimak gan!
BalasHapusKita dibilang sampah pendidikan karena kita tetap belajar dan gak ikut-ikutan demo yang gak tentu arah? Bisa diliat siapa yang gak berpendidikan
BalasHapusBoleh izin meng-copas untuk di blog saya? Dengan link langsung menuju blog kakak pastinya. Terima kasih.
BalasHapusUdah ga zaman tuh anarkis.. mending nulis artikel di blog, sampaikan dg baik, sekali nulis 100 org dari berbagai universitas, trus tag tuh ke kompas/ pikiran rakyat.. =P
BalasHapuswah, mereka bilang sampah pendidikan ? mereka sendiri (yang demo) perilakunya seperti sampah..
BalasHapuskalau memang mau melakukan perubahan, kenapa harus demo ke itb ? lakukan saja sendiri, kan bisa. katanya mahasiswa..
alaahhh,,, mahasiswa cari sensasi.. yg demo emang pada kritis2 semua.. kritis nilainya maksudnya.. lebih baik diam dan bekerja...
BalasHapusBiarin aja gan...
BalasHapusMereka ntar tuanya pasti juga jadi pejabat korup atau aktifis perusak fasilitas negara, dan menuhmenuhin bumi saja, menghujat sana-sini dengan otak dangkal mereka yang kurang kurang gizi, sok merakyat, tapi menghambat aktifitas penunjang perekonomian rakyat (bikin macet), jaket almamater mereka pake, tapi setelah lulus ya terima suap sana-sini, sudah lepas jaket almamater mereka akan teriakkan GUSUR !!! buat pemukiman rakyat.
Kalau mereka baca postingan ini mereka marah-marah dan bilang saya tidak pro rakyat, tapi mereka tak bisa bantah kalau besok mereka kerja PEMBALUT dalam CELANA dalam pun mereka KORUPSI... Celana dalam siapa itu ? dibeli dari duit mamanya atau nyolong dari jemuran tetangga ?
Otak dangkal mereka cuma minta aksi-aksi dan revolusi tak memikirkan ketololan mereka bakal terima korupsi pada saatnya nanti... Indonesia RUSAK karena moyang-moyang mereka yang kuliah satu almamater sama mereka nggak mau nerima ILMUWAN dari Sini yang mau bangun Indonesia, mereka lebih milih DISOGOK buat kepentingan mereka sendiri untuk hambat para ILMUWAN dan TEKNISI terbaik negeri ini bangun bangsa...
BOHONG LAH MEREKA ITU KALAU MEREKA BANGUN BANGSA INI, BAHKAN MEREKA BAKAL JADI MESIN PERUSAK BANGSA PALING DAHSYAT, bolos kuliah, korup ke mamaknya...
Kalau mereka baca ini mereka cuma bakal bisa marah, dan mungkin mencari saya untuk dipukuli, tanpa bisa buktikan kalau mereka tua mau jadi apa yang membangun bangsa...
setahu saya mahasiswa adalah orang-orang yang mampu berpikir secara kritis dan juga mendalam terhadap masalahnya,..
BalasHapusdan maaf,..saya kurang membenarkan prilaku almarhum,...memang negara kita sudah sangat bobrok,..namun gak gitu jugalah,.
mendingan kita ngadain demo satu indonesia daripada ngebakar diri seorang diri,..daripada kita berdemo setelah adanya fenomena ini,..itu lebih gak guna bung,...
dan bagi pihak-pihak yang memberikan buah tangan kepada presiden KM ITB,..saya rasa prilaku anda lah yang kurang pantas,...dan jika anda memberikan jari tengah untuk ITB saya beri kalian jari tengah juga atas kebobrokan anda dalam menilai,...
gw cuma berharap tuh mahasiswa bodoh membakar diri mereka bersama,, minimal jumlah orang bodoh di Indonesia berkurang.. :D
BalasHapusYa elah, anak2 luar sana gak ngerti ya kalo kita sekarang lagi UAS? :(
BalasHapusDaripada menuduh alumni ITB perusak bangsa, lebih baik pikirkan, alumni kampus mereka sudah berbuat apa untuk negara ini, utk bangsa ini.
Yuk mari, kita tunjukkan pada mereka2 yang tadi "berkunjung" ke kampus kita, tunjukkan bahwa mahasiswa ITB itu pakai otak dan tidak emosional. :D Jangan tanggapi hal tadi siang dengan emosi. ^^
Perihal Sondang, akan panjang kalau dibahas di sini. :(
jangan gegabah, kalau memang merasa mahasiswa ITB, putra putri terbaik bangsa, tunjukkanlah dengan cara berkarya. Maksud penulis di sini kan bukan untuk mengata-ngatai si pendemo. Mungkin memang kita terlihat sangat apatis di depan mahasiswa lainnya, lalu bagaimana menanggapinya? Ikut berdemo? Marah dengan si pendemo?
BalasHapusTentunya tidak kan? berkarya terus. Hidup Indonesia, bersatulah mahasiswa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi nanti yang akan membawa bangsa ini kearah yang lebih baik? :D
Peace.
yah namanya juga Indonesia zaman sekarang, entah mereka disuruh atau emang nyari suasana aja. Padahal kalo mereka langsung ke pemerintah pusat bakal lebih bermakna aksi demo mereka daripada harus nyari masalah ke universitas lain
BalasHapusapakah mereka punya masalah pribadi dengan ITB? apakah harus dengan cara anarkis begini? yang pasti, saya bukannya ingin menyebutkan mereka bodoh, tapi mereka sendiri ketika diajak berdiskusi malah seperti anak kecil teriak2.
saya hanya berharap masalah ini sudah selesai, ini bukan zaman penjajahan lagi. Kita boleh memiliki hati sebagai pejuang bangsa, namun kelakuan kita harus profesional. Kita tunjukkan kepada bangsa bahwa kita sebagai mahasiswa dapat membangun bangsa dengan cara yang rasional dan manusiawi
gw sependapat dengan penulis..
BalasHapuscuma ingin nambahin aja kalo mereka berkunjung ke kampus kita demi solidaritas 1 mahasiswa. gimanapun juga kita harus menghargai niat mereka, sebagai sesama mahasiswa harus ikut "terbakar" ingin memperbaiki bangsa ini secepatnya, namun berkelanjutan.. aksi Sodang menurut gw inspiratif walau caranya kontroversial
masalahnya adalah caranya.. baik atau tidak? Demo is okay, itu adalah cara berekspresi para pemuda untuk mendesak pemerintah dan media massa.. sayangnya cuma 1 bro, lagi UAS!! ya masa mau ga lulus matkul gara2 demo??
coba kalo lagi ga ujian kaya gini dan ada sosialisasi mau demo yg lebih organized, dewasa, bermakna, dan metode penyampaian pesan efektif ke pemerintah dan masyarakat sekitar.. gw yakin KM ITB juga bakal partisipasi aktif! minimal beberapa orang lah. masih ada, banyak, mahasiswa ITB yg idealis, asal dengan cara yg cerdas..
intinya cara alm sondang salah, jangan malah didukung, sepakat sama bung tizar
BalasHapusambil hikmahnya aja
BalasHapusberarti kita dipandang senjata paling hebat dan harapan utama mereka..
biarin lah mereka gunain ototnya aja dibanding pake otaknya
Mahasiswa jangan sampai punya pola pikir kalau kita hanya bisa berdemo berdemo dan berdemo saja. Berdemo perlu, tapi, hoy, kita bisa lebih dari itu..
BalasHapusApa berdemo bisa menyelesaikan masalah? Enggak.
Lalu apa yg mereka lakukan? Anarkis setelah demo agar masalah selesai? Gak juga..
Saya bukan bermaksud mengatakan bahwa demo ga perlu. Demo perlu, tapi sebagai mahasiswa jgn sampai kita berpikir bahwa kita HANYA BISA berdemo. Kita bisa lebih dari itu. Turun, terjun langsung ke masyarakat. Lakukan pengabdian masyarakat yg nyata..
Walaupun kegiatan ini kecil efek dan areanya, tapi coba bayangkan kalau seluruh mahasiswa mampu melakukan ini pasti ada kemajuan besar yg terjadi. Jangan sampai kita lupa, kalau mahasiswa bisa melakukan hal yg lebih dari berdemo..
Buat Kabinet KM ITB dan semua himpunan yg ada di ITB, kita buktikan bahwa konsep inilah yg membangun Indonesia. Bukan hanya berdemo tanpa aksi kelanjutan..
saya barusan dapat link ini dari teman saya. menurut kamu akan ada apa setelah ini?
BalasHapusANJING!! JADI LO GA KELUAR CUMA GARA-GARA UAS?? ANJING LO!!
(atau sejenisnya. dengan dosis yang lebih tinggi atau sama atau juga lebih rendah.)
EH BIASA AJA DONG!! EMANG LO UDAH NGELAKUIN APA?? BUAT APA NGEBELAIN ORANG BAKAR DIRI?! BICARA MASA DEPAN?? MASA DEPAN DIA AJA DIA GAK BISA NGURUS!!
(atau sejenisnya. dengan dosis yang lebih tinggi atau sama atau juga lebih rendah.)
dan dibalas lagi.
ya.
dan dibalas lagi.
menurut saya, setiap manusia itu lahir dengan fungsi sendiri-sendiri. dan di dunia ini kita menjalankan fungsi masing-masing. saya rasa sampai di sini semua orang setuju.
lalu, menurutmu.
jika semua orang di negeri ini menjalankan fungsi masing-masing dengan baik, akan adakah kekacauan? akan adakah penyimpangan? menurut saya tidak. saya yakin fungsi yang berbeda-beda itu diciptakan bukan untuk saling bertumbukan satu sama lain.
saya ajak kamu. lakukan saja fungsi masing-masing. jika kamu belum tahu fungsimu. lihat saja berkas-berkasmu, sebagai apa kamu. sebagai, mahasiswa, mahasiswalah fungsimu. jalankan dengan baik. sebagai presiden, presidenlah fungsimu, jalankanlah dengan baik. sebagai tukang sapu jalan, tukang sapu jalananlah fungsimu.
tidakkah pernah kamu membayangkan dunia baru, saat presiden berjalan bersama dengan para mahasiswa ke tempat mereka berfungsi di atas jalanan yang bersih sambil bertegur sapa?
"selamat pagi." sapaan itu keluar dari presiden, mahasiswa, dan tukang sapu jalanan.
ibuku bilang, kalau semua orang jadi presiden negara hancur. semua orang jadi mahasiswa, negara hancur. semua orang jadi tukang sapu jalanan, negara bersih, tapi juga hancur.
kita memang tercipta berbeda-beda. kita manusia. kita bukan robot, yang sama setiap serinya.
kenapa kita harus berantem? lebih baik tanya ini kepada seseorang di dalam cermin saat kamu berkaca, "kamu sudah berfungsi sebagaimana mestinya?" atau kalau kamu anak gaul, "lo udah bener blon?" atau kalau kamu alay, "$%^&*(*&^%?" hahaha,, saya cuma bercanda. tidak usah jadi drama. #fiksi.
nanti, saat kamu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, alias menyimpang dan menyeleweng dari fungsimu, kamu akan jadi bulan-bulanan saya di neraka.
hahahaa,, saya bercanda.
nama saya tares.
si pencabut nyawa. hahaha,, bercanda.
orang-orang biasanya memanggil saya, 'hello'.
selamat malam.
rasa-rasanya ibumu tak melahirkanmu untuk bertengkar sepanjang hari. saya yakin.
daah.. ciinn... (:
oiya.. ada yang kelupaan..
BalasHapusini saya, si pencabut nyawa yang oke punya.
saya lupa menyampaikan inti dari komen saya yang panjang lebar di atas..
jadi,intinya adalah,
lain kali, kalau memberi hadiah, lihat dulu siapa yang akan diberi. kalau kamu kasihnya pembalut dan celana dalam wanita eh yang nerima cowok gimana? mubazir kan? bener kata mas-mas ganteng yang di atas itu..
dan...
emang kamu udah sebegitu ngarepnya ya kalo presidennya cewek? ah, kamu bisa aja.. presiden cewek udah lewat, Jeung.. yeij ke mana ajaa.. ketinggalah beberapa tahun lho, Jeung..
daah.. muah!
-SEKIAN-
(inilah inti dari komen panjang saya di atas.)
terima kasih.
pis. rok. en gaul.
Sungguh memalukan sekali generasi pendemo ini..
BalasHapusJujur ketika saya lihat ada yang bakar diri, saya cuma berpikir kasian orang tuanya.. gdein, kuliahin anaknya biar pinter, terus malah mati bakar diri.. coba pikirin gmn perasaan orang tuanya.. aksi bakar dirinya hanya menabur kebencian kepada pemerintah, bukan membantu memperbaiki pemerintahan yang ada..
hello generasi muda.. Indonesia ga butuh orang orang yang cuma bisa omong doang, protest doank, bakar diri doank.. Indonesia butuh lebih, generasi generasi muda yang bisa membangun bangsa bukan cuma kritik dan protes.. tunjukin aksi u dengan berkarya seperti mahasiswa ITB saat ini, memilih menuntut ilmu untuk memajukan bangsa dibandingkan demo yang cuma omong2 doank..
saatnya kita generasi muda, bukan generasi omong kosong.. tapi berkarya dan bikin negara ini lebih makmur dan berjaya.. mahasiswa, tuntutlah ilmu bukan demo..
bakar diri kok dibenerin, ada yg bisa jelasin? niat mulia kalo dilakukan dengan cara yg gak pas sayang bgt jadinya
BalasHapusnama saya cory.
BalasHapussaya mantannya tares si pencabut nyawa yang tadi ngomen dua kali di atas.
hahaha.
saya anak ITB.
dan saya cuma mau menyampaikan terimakasih buat rekan2 yang datang tadi siang ke ITB.
karna aksi rekan2 sekalian, masyarakat jadi bisa memilah2 baik-buruk suatu tindakan.
saya ngga menyalahkan aksi anda sekalian.
toh tiap kampus punya caranya masing2 dalam menghadapi persoalan bangsa.
bahkan tiap individu mahasiswa punya cara masing2 dalam menjalani fungsinya sebagai agent of change.
nah, jikalau rekan2 sekalian menganggap berdemo adalah jalan yang benar, itulah yang rekan2 lakukan. dan silahkan lakukan. tinggal bagaimana prosesnya nanti, bakal mencelakakan/merugikan berbagai pihak atau tidak. dan tinggal bagaimana hasilnya nanti, berhasil dengan gemilang atau justru merugi.
dan disini kami memilih belajar dan berdiskusi, yang kami yakini adalah cara yang baik dan benar.
setuju dengan tares si pencabut nyawa diatas, jalankan saja fungsi masing2.
sekedar mengingatkan, di KTP anda mungkin tertulis bahwa pekerjaan anda adalah "mahasiswa". jalani itu dengan benar.
belum ada KTP yang bertuliskan "pendemo" pada bagian info pekerjaan, setahu saya sih...atau jangan2 sekarang sudah ada??
lain kali datang lagi ya.
nanti saya suruh presiden KM ITB saya tercinta kasih hadiah balasan buat rekan2 semua.
tenang, tidak akan dikasih pembalut dan celana dalam wanita. kami kasih hadiah berupa buku kuliah, biar bisa dipakai buat belajar dengan baik dan benar.:)
salam hangat. :)
yang saya tahu,
BalasHapusapa pun alasannya bunuh diri tidak dapat dibenarkan
karena yang demikian berarti kita tidak menghargai nikmat dan anugerah yang Tuhan beri di dunia ini
lebih sedih lagi ketika mendengar tindakan bodoh ini dianggap sebagai tindakan yang heroik
Yahh...namanya juga masih mahasiswa, pikirannya cuma aksi. Belum bisa beraksi dengan pikiran :)
BalasHapusBaru tau ada kejadian beginian di kampus.. Ga perlu dibahas lah ya siapa yg salah, karena ga ada yang sepenuhnya benar. Tapi sumpah jiwa (ex)mahasiswa ku tergelitik..
BalasHapusMengapa mahasiswa berdemo? Karena mereka punya pemikiran/pesan yang ingin disebarluaskan ke khalayak.
Mengapa dengan cara berdemo? Karena mereka merasa ga punya cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan pesan tersebut.
Apa yang salah dengan berdemo? Ga ada. Selama tidak anarkis, tidak merugikan kepentingan umum, dan tidak terbawa emosi.
Apa yang salah dengan tidak ikut demo? Ga ada. Karena mungkin memang kita tidak sepaham dengan isu yang diangkat, atau kita punya cara lain untuk menyampaikan kepedulian kita.
----
Sekarang jujur deh tanya pada diri sendiri. Terutama kita mahasiswa ITB. Sepeduli apa kalian dengan aksi (alm) Sondang Hutagalung? Memang ga setuju dgn cara dia atau masih apatis?
Aku dibilang Sampah Pendidikan ?
Kalo kalian emang udah lebih banyak berkarya bagi bangsa aku ga akan protes. Tapi satu hal yang ingin aku ingatkan, jangan mengritik orang lain sebelum mengritik diri sendiri.
Anyway, terima kasih kepada para rekan mahasiswa se-Bandung yang udah begitu perhatian dengan kami di ITB sampai menyempatkan diri mampir ke kampus. Pesan dari kalian tentu akan kami renungkan baik-baik. Maaf kalo ga banyak dari kami yang ikut menyambut kehadiran kalian karena sedang ujian akhir semester. Lain kali kalo mau berkunjung lagi kontak lah kami dulu, nanti pasti kami siapkan lokasi agar kita bisa berforum dan bertukar pendapat dengan leluasa tanpa kepanasan dan kehujanan.
:)
sumbang komen juga ya :)
BalasHapusyah, dan kenapa analoginya mesti dikasih celana dalam+pembalut? itu kan termasuk merendahkan derajat wanita. Kesannya cewek ngga bisa apa-apa. Plis ya, kalo cewek ga haid, manusia ga akan ada penerusnya...
daripada demo mending besok dateng ke pameran kriya di CC timur... #advertisingterselubung
Ya ampun. Ngeliat muka-muka mereka...apa coba yang ada di pikiran mereka ya. Terus caci-maki yang mereka ucapkan.... Udah ga ada lagi akal sehatnya (pengen ketawa juga sih...miris....ckckck).
BalasHapusKalo memang benar2 mahasiswa yang ngakunya bisa 'lebih' mikir dari kebanyak orang, udah pasti aksi itu lebih banyak jeleknya dibanding manfaatnya. Gimana coba... Mengecewakan. Ga ada kata yang lain deh. Memang seperti itu kalo akal sehat sudah tertutupi. Berarti proses berpikirnya belum terstruktur tu.
Eniwei, semangat terus buat temen2 ITB, dan para mahasiswa se-Bandung Raya; JANGAN SAMPAAAII luapan emosi, sempitnya wawasan, sikap yang kaku dan keras kepala, tekanan kehidupan sehari-hari (serta euforia massa tentunya), membuat kita tidak bisa berpikir mana yang baik, mana yang benar, sehingga membuat tidak bisa memutuskan apa yang seharus dilakukan atau TIDAK dilakukan.
Semoga kita semua sebagai bangsa bisa solid dan saling mengingatkan. Semangat terus!
mungkin ini bisa sebagai pertimbangan kita mahasiswa ITB untuk berkaca kembali..
BalasHapusfungsi mahasiswa dalam popope khan tidak hanya untuk fungsi akademik dan belajar
kenapa? karena fungsi akademik hanya mengikat ke dalam.. bagaimana dengan ke luar?
jangan jadikan pembenaran alasan akademik sebagai tameng menolak kegiatan non akademik..
kalau anda akademik g lancar, lalu jadi alasan untuk menolak kegiatan non akademik,, kasihan sekali anda dengan status "mahasiswa" yg anda miliki
semoga mahasiswa ITB bisa ke depannya menyuarakan dengan cerdas pula.
dulu ketika kemahasiswaan dikekang, ITB muncul sebagai pioneer suara kemahasiswaan dengan demo dan forum yg bermacam2...
sekaran demo udah bebas dilakukan, ITB harus muncul dengan ide yg lebih baik lagi. Diskusi boleh, dengan syarat harus benar2 memberi efek, jangan hanya sekedar kopi sore semata :)
maju terus ITB!
anak mana sih yang demonya? gak berpendidikan kali ya
BalasHapus(no offense ane bukan mahasiswa itb)
maaf saya izin komentar
BalasHapussaya alumni salah satu politeknik yang pada tahun 97-98 juga dikasih celana dalam,bra dan pembalut karena kita gak pernah mau ikutan demo untuk merobohkan rezim Soeharto. Padahal dulu mahasiswa universitas lain udah turun, termasuk ITB.
Akhirnya dengan diiringi doa restu para dosen yang juga ikut mengawasi jalannya demonstrasi(karena merasa bertanggung jawab terhadap seluruh mahasiswanya) kami-kami ini ikut berdemo. Dan entah apakah karena hasil demonstrasi kami yg saat itu mahasiswa, atau karena memang Pak Soeharto sudah tidak tahan lagi, akhirnya mundur dari jabatan presiden.
tapi tahukah adik-adik sekalian? yang dahulu menjadi pionir kami berdemo (yang memberi bingkisan underwear + pembalut) beberapa dari mereka justru sekarang ada yg sudah masuk bui karena kasus2 korupsi. Padahal dulu pas mereka masih berstatus mahasiswa, seolah-olah pro rakyat, anti kemewahan, mendukung kejujuran. Tapi ternyata...
Mungkin saya tidak bisa menyimpulkan apa-apa, hanya berbagi sedikit cerita lama yg kembali berputar karena kalimat "diberi hadiah celana dalam dan pembalut wanita".
Mungkin saran saya, jangan asal ikut-ikutan unjuk rasa apalagi kalau anda tidak sepaham dengan masalah yang diusung. Lebih baik jadi mahasiswa yang lurus-lurus saja.
-Ibu Rumah Tangga-
Gw suka banget komentar dari IANZ :
BalasHapusSekarang jujur deh tanya pada diri sendiri. Terutama kita mahasiswa ITB. Sepeduli apa kalian dengan aksi (alm) Sondang Hutagalung? Memang ga setuju dgn cara dia atau masih apatis?
Re :
Nggak setuju. Mahasiswa masih bisa berkarya dengan cara lain yang lebih elegan. Yah, satu lagi mahasiswa generasi penerus bangsa meninggal sia-sia. Dia ingin menularkan semangat apa ya bro? Semangat bakar diri?
Aku dibilang Sampah Pendidikan ?
Kalo kalian emang udah lebih banyak berkarya bagi bangsa aku ga akan protes. Tapi satu hal yang ingin aku ingatkan, jangan mengritik orang lain sebelum mengritik diri sendiri.
Re :
Jadi Ingat Tridharma PT : Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat. Apa mereka sudah mengimplemetasikannya juga ya?
Anyway, terima kasih kepada para rekan mahasiswa se-Bandung yang udah begitu perhatian dengan kami di ITB sampai menyempatkan diri mampir ke kampus. Pesan dari kalian tentu akan kami renungkan baik-baik. Maaf kalo ga banyak dari kami yang ikut menyambut kehadiran kalian karena sedang ujian akhir semester. Lain kali kalo mau berkunjung lagi kontak lah kami dulu, nanti pasti kami siapkan lokasi agar kita bisa berforum dan bertukar pendapat dengan leluasa tanpa kepanasan dan kehujanan.
Re :
Iya ya, mereka datang di saat waktu dan timing yang nggak tepat. Kayanya mereka lagi pada ninggalin skripsi/TA demi aksi kemarin ya? hohooo...
Lagian, kalau konten dan format aksinya jelas, KM ITB pasti juga mengambil peranan. Gw yakin KM ITB masih mampu ikut bergerak dan melakukan aksi secara cerdas. :)
Salam,
Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater, Merdeka!!!
untuk masalah ketidaksertaan KM ITB dalam aksi demo tadi siang, saya sangat setuju terhadap hal ini. jika kita ikut melakukan hal tersebut, sangat disayangkan sekali kita sudah terjebak dalam pembodohan yang nyata. padahal mahasiswa sendiri merupakan aktor-aktor intelektual yang kritis, yang seharusnya mampu membawa perubahan bagi bangsanya dengan cara-cara yang elegan & dibenarkan menurut etika. Salut untuk bang Tizar Bijaksana
BalasHapusAh... Capek...
BalasHapusbaca komen yg panjang lebar...
mereka tahu alumni ITB perusak bangsa darimana??
melakukan penelitian?? (emang punya waktu gitu?? wong pas gak da kerjaan aja demo ke ITB..)
emang tahu alumni mereka pada kemana??
(mana mereka tahu... dan pastinya gak mau tahu..)
btw yang datang pas demo ke ITB cuma segitu yah?? (kirain seluruh mahasiswa dari kampus masing2 pada datang...)
yah.. ambil hikmahnya aja...
kita lagi UAS..
klo kita gak lulus tepat waktu karena demo..
yah DO.. dan kita bukan mahasiswa ITB lagi...
(kalo udah begitu salah siapa coba... btw jangan bakar diri yah kalo di DO..)
btw buat apa sih demo???
demo [demonstrasi] (demonstration) =/= demokrasi (democracy)
kalo mau demokrasi kok dengan cara demonstrasi??? (gak nyambung kan???)
yah... segitu aja dulu...
no offense loh yah...
wong dikasi Celana dalam + pembalut dan jari tengah aja kita gak "terbakar"...
salam damai..
salam kemahasiswaan..
kalo jadi Maha + Siswa, junjunglah Tri Dharma Perguruan Tinggi. (pada masih inget kan??)
kak izin copas ya kak, dgn link tentunya :)
BalasHapusHeran gue.. Mahasiswa ITB jaman sekarang kok diam saja digitukan. Jaman saya abri serbu kampus ITB saja kita sendiri yang menghadang mereka. Ini malah pakai satpam buat melindungi dari serbuan pengkado cangcut. Mahasiswa ITB jaman sekarang memang pada keok mentalnya. Ujian masuk saja kaya ujian masuk TK ditungguin orang tua dan baby sitternya.
BalasHapus^^
BalasHapusterlalu mengeneralisir nih
skrg sih bukti konkret nyata aja buat masyarakat. jangan samakan jaman tentunya
masing" jaman punya cara sendiri buat membenahi negara ini
yg saya takutkan dan ada yg udah terjadi, yg suka orasi", ujung"nya jd penjilat perusahaan asing jg, termasuk sy juga takut akan diri sy sendiri
Anonim mengatakan... anonim mengatakan... semangat yaa kawan!! #singkat #padat #jelas #anakAR2009
BalasHapusmengingat hardskill itu ditopang oleh softskill, kenapa mereka menganggap rendah uas dengan menyombongkan orasi mereka ya?
BalasHapusapakah mereka ga mengkaji terlebih dahulu yang mereka akan bicarakan?
ga ada perencanaan ya?
masa depan mereka direncanain juga ga ya kira kira?
orangtua mereka yang bayarin kuliah rencanain masa depan mereka ga ya?
mungkin cocoknya mereka jadi komentator pertandingan bola aja kali ya? ga perlu rencana... cukup ngerepost yang ada di dalam pertandingan... #nooffense #justanalogy
Demo mahasiswa ?
BalasHapusdo'a saya :"semoga cepat lulus dan beri kontribusi nyata untuk negri"